Laman

Senin, 13 Mei 2013

BdAS - 1. Keutamaan Berdoa dan Semangat Kerja



Penulis :  Achmad Suchaimi


Awan pun Bisa Berdoa


Definisi dan Keutamaan Berdoa

Doa menurut bahasa berarti memanggil, menyeru dan memohon. Menurut istilah syar’iy, berdoa berarti memohon segala kebaikan kepada Alloh. Dari sini dapat dipahami, bahwa tidak setiap permohonan dapat disebut doa, hanya permohonan yang ditujukan kepada Allah semata, dan yang dimohon adalah suatu kebaikan, itulah yang dapat disebut doa. Dengan demikian, memohon sesuatu kebaikan kepada seseorang (selain Allah) tak dapat disebut doa. Demikian pula memohon keburukan atau kejahatan, bukanlah suatu doa.
Berdoa merupakan perintah agama. Hanya orang sombong saja yang tidak mau berdoa. Karena Berdoa merupakan bentuk pernyataan kelemahan seseorang dihadapan Allah. Sangat wajar, jika orang yang tak pernah berdoa tergolong sombong.   
Allah berfirman: artinya : "Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku[1326] akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".(QS Al-Mukmin : 60). 


Berdoa juga sebagai perwujudan dari penghambaan (ibadah) seseorang kepada Allah. Bahkan, doa adalah otaknya ibadah (ad-du'a-u muh-hul 'ibadah. / HR. Tirmidzi). Sementara ibadah dilakukan setiap saat, karenanya, berdoa perlu dilakukan setiap saat dan dalam situasi-kondisi apapun, tidak cukup dilakukan pada saat – misalnya - "kepepet", tertimpa musibah, dan sejenisnya. Kata Kanjeng Nabi SAW: "Siapa yang suka doanya dikabulkan Alloh di saat kepepet, hendaklah ia memperbanyak doa di saat luang" (HR Tirmidzi dan Hakim).

Berdoa di Tanah haram
 

Berdoa Dan Semangat Bekerja

Untuk meraih sesuatu yang dicita-citakan, Islam mewajibkan seseorang untuk berikhtiyar (QS Ar-Ra'd,[13]: 11) baik secara lahir (usaha fisik) maupun batin, dan berdoa merupakan bentuk dari ikhtiyar batin itu sendiri. Keduanya merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Artinya, berusaha perlu diiringi dengan berdoa, berdoa harus dibarengi dengan usaha. Setelah itu, baru bertawakkal, alias sikap menyerahkan sukses-tidaknya hasil usahanya pada takdir (qodho'-qodar) Alloh. Karena segala sesuatu yang terjadi di alam ini tak lepas dari ketentuan-Nya. (QS 25 : 2; QS 65 : 3). 

KH Ali Maksum
Dengan kata lain, manusia hanya sekedar berusaha (untuk bisa hidup) dan –pada akhirnya- Alloh lah yang menentukan. 

Ada benarnya syair gubahan KH Ali Makshum berikut :
Kulo gesang tanpo nyono
Kulo boten nggadah sejo
Mung kersane kang Kuwoso
Gesang kulo mung sak dermo.


Maka tidak dapat dibenarkan jika seseorang hanya berpasrah total kepada Alloh tanpa mau bekerja dan berdoa; atau hanya bekerja saja tanpa diiringi dengan doa dan tawakkal; atau berdoa saja tanpa mau bekerja dan bertawakkal. Sayyidina Umar bin Khotthob pernah mengusir dari masjid seseorang yang setiap harinya hanya berdoa, tanpa mau bekerja, sembari menasehati: "Alloh tidak akan menjatuhkan emas dari langit kepadamu".
Wal hasil, orang yang getol berdoa, semestinya ia juga giat bekerja; dan orang yang bekerja keras, seharusnya ia tidak lupa berdoa.


Tidak ada komentar: