Penulis : Achmad Suchaimi
Secara garis
besar, ada dua cara berdoa:
 |
Berdoa secara langsung dengan doa-doa Ma'tsur |
Pertama, berdoa
secara langsung kepada Alloh, baik dengan cara membaca doa susunan sendiri,
susunan orang lain (para ulama, auliya’), maupun dengan cara membaca doa-doa
ma’tsur seperti yang diajarkan didalam Hadis Nabi dan Al-Qur’an. Doa
dalam “Manzhumah Asmaul Husna” dan “Doa-doa Para Nabi dan Kaum
Sholihin”, seperti yang akan sebutkan dibelakang nanti, barangkali dapat
dikelompokkan kedalam cara berdoa yang pertama.
 |
berdoa untuk kebaikan bangsa |
Kedua, berdoa
kepada Alloh secara tawassul (melalui perantaraan). Model berdoa secara
tawassul banyak ragamnya. Diantaranya adalah:
1. Anda meminta seseorang (teman, orang tua, kiyai,
auliya’, dsb) agar mendo’akan kebaikan Anda. Misalnya, "Kawan, doakan saya ya, semoga saya sukses, sehat wal'afiat, selamat dll". "Pak Kiyai, mohon doa restunya, semoga bisnis saya lancar dan mendapatkan keuntungan yang besar besar", dst.
 |
Mendoakan orang sakit agar lekas sembuh |
2. Berdoa dengan perantaraan amal sholih-nya sendiri. Misalnya, setelah melakukan amal sholeh secara ikhlas, seperti membaca surat atau ayat Al-Qur'an tertentu; bershodaqoh; berbakti kepada orang tua; belajar/mempelajari ilmu; membantu orang lain, dll., lalu berdoa dengan perantaraan amal shalehnya ini : "Ya Alloh, kami sudah membaca ayat dan surat Al-Qur'an sesuai yang Engkau perintahkan ...., kami telah mensedekahkan harta kami kepada orang berhak sesuai petunjukMu ....., kami telah melakukan perintahMu untuk belajar....., kami telah melakukan perintahMu untuk berbakti kepada orang tua dan membantu orang yang membutuhkan...., dll. Jika semua amal kami tersebut Engkau pandang sebagai amal sholeh dan Engkau ridhoi, kami mohon, Ya Alloh, kiranya Engkau melancarkan semua usaha kami..... Engkau sukseskan semua program dan cita-cita kami......, dst". Model dan cara doa seperti ini pernah
dipraktekkan oleh tiga orang yang terkurung didalam goa, sebagaimana yang diceritakan didalam Hadis shahih yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dan Muslim.
Dalam hal ini tidak ada perbedaan pendapat dikalangan ulama. Mereka secara ijmak
menerima model ini.
 |
Berdoa sebelum bertanding |
3. Berdoa dengan perantaraan
haq-nya, kedudukannya, atau kemuliannya para Nabi, para malaikat, para sahabat
Nabi, para auliya’, kaum sholihin, Al-Asmaul Husna, ayat/surat tertentu dalam
Al-Qur’an, sholawat Nabi, kalimat thoyyibah, dan segala sesuatu yang dinilai
mulia di sisi Alloh. Model doa semacam ini sering kita temukan dalam beberapa
teks do’a ma’tsur yang diajarkan Rosululloh sendiri. Dan doa yang terkandung
didalam manzhumah (nazhoman / bait-bait) “Sholawat Badar”, seperti yang akan
kami sebutkan dibelakang nanti, barangkali dapat dikelompokkan kedalam model
doa tawassul ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar