_____________________________
Penulis : Achmad Suchaimi
Kontroversi :
Siapa Penggubah Sholawat Badar?
Sholawat Badar ternyata masih menyisakan polemik. Sholawat ini mulai ramai
dibicarakan para ulama dan intelektual, baik dikalangan NU maupun luar NU, pada
saat Gus Dur selaku Ketua Umum PBNU menyatakan di depan Muktamar NU ke-28 di
P.P. Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta (26-11-1989), bahwa penggubah syair dan
lagu Sholawat Badar adalah alm. KH
Muhammad Ali Manshur Shiddiq Basyaiban,
lalu diteruskan dengan menganugerahkan “Bintang NU” kepada beliau. Pernyataan
ini juga ditegaskan lagi oleh Gus Dur selaku Presiden RI dalam sambutannya pada
Muktamar NU ke-30 di PP Lirboyo Kediri (21-11-1999).
Pernyataan Gus
Dur diatas mengundang kontroversi di kalangan pihak-pihak yang berkepentingan.
Paling tidak ada 4 pendapat, bahwa syair Sholawat Badar adalah digubah oleh:
1)
Ulama’ Hanafiyah ,
2) Al-Busyiri,
3) KH
Ahmad Shiddiq,
4) KH M. Ali Manshur
Shiddiq.
KH Ahmad Siddiq, mantan Rois 'Am PBNU |
Dan kurang
tepat pula sebagai karya Al-Busyiri, sastrawan dari Timur Tengah yang
dikenal sebagai penulis “Qasidah
Burdah”.
Syair Sholawat
Badar diduga sangat kuat digubah KH Ali Manshur, dengan alasan :
1. Gus Dur,
ketika ditanya alasannya oleh Kiyai Syakir Ali dari Maibit Rengel Tuban (putra
KH M. Ali Manshur), menyatakan bahwa solawat badar bukan tulisan Al-Busyiri,
akan tetapi karya KH Ali Manshur, sebab : 1) Al-Busyiri bukan tipe orang yang
suka bertawassul, sementara syair sholawat badar memuat doa tawassul; 2) ditinjau makna kandungannya, sholawat ini
berciri-khas Keindonesiaan, tidak kearaban; 3) ditinjau dari segi balaghohnya,
sholawat ini ber-balaghoh jawa. Siapa lagi kalau bukan KH Ali Manshur
penggubahnya.
2). Pandangan
Gus Dur dikuatkan oleh alm. Gus Ishom dari Tebuireng yang faham betul soal
sastra arab, bahwa syair sholawat badar digubah oleh orang jawa, bukannya
bikinan orang arab Timur Tengah. Sebab, ciri-ciri syair ala Timur Tengah
biasanya berbelit-belit, sulit dipahami artinya dan jarang ada kata atau
kalimat yang diulang. Sementara ciri ini tidak ditemukan didalam syair sholawat
badar. Dan sholawat ini ber-balaghoh ala Jawa.
3). Bapak Imam
Mawardi asal Banyuwangi, teman dekat KH Ali Manshur mengaku mendapat ijazah
sholawat badar tahun 1964 dari KH Ahmad Shiddiq, dan KH Ahmad Shiddiq sendiri
mendapat ijazah langsung dari KH M. Ali Manshur.
Habib Hadi Al-Haddar |
Siapa KHR M. Ali Manshur ?
KH. M. Ali Manshur dilahirkan di Jember 4 Ramadhan 1340
H/23 Maret 1921 M. dari pasangan K.
Manshur bin KH. M. Shiddiq Jember dan Shofiyah binti KH. Basyar dari
Tuban.
KH Raden
Muhammad Ali bin Manshur termasuk dalam keluarga besar as-Shiddiqi. Kakeknya
yang bernama KH M. Shiddiq (Jember), adalah seorang ulama yang menu-runkan
ulama-ulama besar seperti KH A. Qusyairi, KH Ahmad Shiddiq, KH Mahfuzh
Shiddiq, KH A. Hamid Wijaya, KH. Abdul
Hamid (mBah Hamid Pasuruan), KH Yusuf Muhammad, dll. Beliau masih keturunan
mBah Sambu Lasem (Pangeran sayyid M. Syihabuddin Digdoningrat) bin sayyid M. Hasyim bin Sayyid Abdurrahman
Basyaiban (Sultan Mangkunegara III).
Makam mBah Sambu Lasem, buyut KH Ali Mansur |
Masa kecil KH
M. Ali Mansur dihabiskan di Tuban. Setelah tamat belajar di MI Makam Agung
Tuban, beliau mondok di beberapa pesantren besar, antara pesantren Termas
Pacitan, pesantren di Lasem (asuhan mBah Makshum), lalu pesantren Lirboyo
Kediri. Di Lirboyo ini, beliau kelihatan bakatnya dalam penguasaan ilmu
‘arudh dan qowafi (dasar-dasar ilmu membuat syair berbahasa arab).
Lepas dari pesantren,
beliau pulang ke Tuban lalu bergabung dengan GPII (Gerakan Pemuda Islam
Indonesia) dan masuk laskar Hizbullah. Paska kemerdekaan, beliau hijrah ke
beberapa kota : Besuki, Sumbawa, lalu Bali. Di Bali ini beliau jadi ketua Cabang NU dan diangkat jadi
anggota konstituante dari NU.
Sebelum wafat di Tuban, beliau
menetap di Banyuwangi tahun 1962. Di kota ini beliau jadi ketua cabang partai
NU, dan banyak terlibat dengan intrik politik menentang PKI dan PNI. Sholawat
Badar yang beliau gubah dipopulerkan ke berbagai wilayah untuk menandingi lagu himne PKI “Genjer-genjer”
*) dan untuk membangkitkan semangat juang melawan PKI, sampai akhirnya
PKI dapat ditumpas pada tahun 1965.
Literatur :
1. Saiful Islam Ali Mansur, dkk. (2004). Biografi KH. R.M.
Ali Manshur. (dokumen).
2. Achmad Suchaimi, (2006), Berdoa dengan Asmaul Husna dan Sholawat Nabi, Surabaya: Athena Sejahtera
3. Antologi NU bk ke-1.
_______________________________________________________
CATATAN KAKI :
*). Lagu Himne PKI "Genjer-Genjer"
Genjer-genjer nong kedo’an pating keleler
Genjer-genjer nong kedo’an pating keleler
Ema’e thole teko-teko mbubuti genjer
Ema’e thole teko-teko mbubuti genjer
Oleh satenong mungkur sedot sing toleh-toleh
Genjer-genjer saiki wis digowo mulih
Genjer-genjer esuk-esuk didol neng pasar
Genjer-genjer esuk-esuk didol neng pasar
Dijejer-jejer diuntingi podo didasar
Dijejer-jejer diuntingi podo didasar
Ema’e jebeng podo tuku gowo welasar
Genjer-genjer saiki wis arep diolah
Terjemahan Bahasa Indonesia
Genjer-genjer ada di lahan berhamparanGenjer-genjer ada di lahan berhamparan
Ibunya anak-anak datang mencabuti genjer
ibunya anak-anak datang mencabuti genjer
Dapat sebakul dipilih yang muda-muda
Genjer-genjer sekarang sudah dibawa pulang
Genjer-genjer pagi-pagi dibawa ke pasar
Genjer-genjer pagi-pagi dibawa ke pasar
Ditata berjajar diikat dijajakan
Ditata berjajar diikat dijajakan
Emaknya jebeng beli genjer dimasukkan dalam tas
Genjer-genjer sekarang akan dimasak
Lagu diatas ditandingi dengan shalawat badar untuk mengobarkan semangat warga NU melawan PKI.
Teks Arab Sholawat Badar |
Shalatullah Salamullah
Alla Toha Rasullilah
Shalattullah Sallamullah
Alla Yasin Habibillah
Tawassalna Bibismillah
Wabil Hadi Rasulillah
Wakulli Mujahidilillah
Bi Ahlil Badri Ya Allah
Artinya :
Shalawat Allah dan salam-Nya semoga tercurah kepada Thaha Rasulullah
Shalawat Allah dan salam-Nya semoga tercurah kepada Yasin Habibillah
Kami bertawassul dengan nama Allah dan dengan pemberi petunjuk, Rasulullah
Dan dengan seluruh orang yang berjihad di jalan Allah, serta dengan ahli Badr, ya Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar